Jumat, 02 Januari 2009

WHIZZKID – Catatan yang teringat (1 – 4)



SATU

Jalan Taman Apsari Surabaya, sekitar tahun 93-an, pukul 13.00WIB. Panas, matahari begitu menyengat. Tak lama memang, segera berakhir tatkala saya mulai masuk ke sebuah gedung yang membuat suasana menjadi adem. Setidaknya mengakiri keluhan panas yang saya rasakan, setelah terpanggang layaknya dalam oven di angkutan kota, sejak dari terminal Joyoboyo.


Siang itu, saya sudah janjian untuk ketemu dengan Cak Ahmad Affandi, penyiar kondang Radio Suzanna Surabaya. Kunjungan saya kepada beliau, adalah sebuah kunjungan pisowanan seorang broadcaster muda kepada seorang broadcaster senior, yang lebih dikenal dengan nama Wonokairun atau Kaisar Victorio. Nama nama udara itu, setidaknya begitu melekat di telinga public Surabaya juga bahkan Jawa Timur era 80 – 90an.


Setelah hampir 2 jam bincang bincang dengan beliau, utamanya mengenai dunia radio siaran, tehnik announcing, hingga air personality, saya berkehendak untuk pamit. Niat pamit itu, saya urungkan sesaat setelah saya dengar khabar dari Cak Affandi, bahwa sebuah group musik asal Jakarta, akan melakukan wawancara, sekaligus promosi album baru mereka di Radio Suzanna.


Tak lama berselang, sebuah mobil minibus L300 warna putih diparkir di halaman Radio Suzanna. Saya mencoba melonggoknya, dan ternyata benar. Lima orang berambut gondrong, dengan dandanan personil band rock era 90an turun dari minibus tersebut. Kedatangan mereka disambut beberapa crew radio Suzanna, termasuk Cak Affandi. Saya yang masih menunggu di ruang tamu, akhirnya pun dikenalkan kepada mereka.


Masih terngiang di telinga ini bagaimana Cak Affandi memperkenalkan saya kepada tamunya itu. “ Oh ya, ini kita juga kedatangan tamu, teman reporter dari radio Ganesha Bandung. Tadinya mau pamit pulang, tapi saya cegah dulu. Saya bilang ke Kang Partho ini, kalau sebentar lagi akan datang group musik anyar yang akan wawancara di sini”, demikian ungkap Cak Affandi, saat mengenalkan saya kepada tamunya, siang jelang sore itu.


Beberapa menit sebelum akhirnya ke lima cowok – cowok gondrong ini masuk ruang siaran untuk wawancara, saya sempat berbincang dan saling membuka perbincangan. Satu persatu mereka mengenalkan diri. Hengky Supit, Jaya, Aconk, Dayat, Agyl. Mereka pun menyodorkan sebuah kaset produksi Metrotama Record, WHIZZKID.


Sejenak saya amati kaset tersebut. Saya menyerahkan selembar kartu nama, dan saya sampaikan pula langsung kepada mereka, “ Jika ke Bandung, jangan lupa mampir ke radio kita, nanti kita bantu juga untuk promo dan wawancara nya”. Mereka pun menggangukkan kepala, tanda mengiyakan.


Wawancara dengan WHIZZKID di radio Suzanna itu, menjadi pembuka pintu kenal saya mengenai keberadaan lima anak muda yang tergabung dalam WHIZZKID. Dalam wawancara berdurasi lebih dari 45 menit itu, terungkap tentang perjalanan karier mereka bermusik, hingga akhirnya di asuh oleh Mas Ian Antono. Jadilah beberapa lagu andalan yang akhirnya mereka bawa keliling ke beberapa radio – radio di kota kota besar khususnya di Pulau Jawa.


Hanya ada dua lagu. Percayalah dan Rumah Api. Selebihnya bukan lagu WHIZZKID. Setengah tidak percaya, kembali saya cermati kaset yang tadi diberikan langsung oleh mereka kepada saya. Ternyata benar adanya. Memang hanya dua lagu. Sisanya adalah lagu artis lain, diantaranya : Professi Trend Mode (Cynomadeus), Opera Kota Naga (Cynomadeus), Bersamamu (Grass Rock), Bulan Sabit (Grass Rock), Rakyat Hutan (Grass Rock) Rindu Damai (Gong 2000), Kepala Dua (Gong 2000), Hakiki (Ikang Fauzi).


Usai wawancara, mereka kembali menuju ruang tamu. Kembali kami bincang bincang sesaat mengenai lagu lagu mereka. Rasa penasaran saya masih besar untuk mengorek keterangan dari mereka. Saya sampaikan langsung pertanyaan sebuah pertanyaan singkat. “ Kenapa hanya ada dua lagu WHIZZKID?”. Mereka saling melempar tanggung jawab untuk menjawab pertanyaan itu dengan saling tunjuk jari sesamanya.


“Kita telah menyiapkan banyak lagu. Tunggu saja mas, secepatnya akan jadi album utuh milik Whizzkid. Percayalah. Kami belajar professional, dan takkan pernah berhenti untuk terus maju dan berkembang”, jawab Hengky Supit mewakili.


Sekitar jam enam petang, mereka akhirnya pamit dari radio Suzanna. Setelah mereka pergi, saya masih kembali melanjutkan obrolan dengan Cak Affandi. Malam itu, cak Affandi akhirnya menjamu saya untuk sekalian makan malam, di sebuah kafe dekat radio Suzanna, bahkan bersebelahan lokasinya.


Cak Affandi hanya menyayangkan saja, mengapa (Whizzkid) mereka hanya berbekal dua lagu untuk dipromosikan. Menurutnya, Whizzkid punya peluang untuk bisa tenar dan diterima public dengan lagu – lagunya. Sekali lagi, hanya sayangnya dua lagu.

Saya pribadi, tidak banyak berkomentar akan pendapat yang dilontarkan oleh Cak Affandi. Menurut saya, itulah awal WHIZZKID di kenal public Surabaya, melalui radio siaran.


DUA

Bandung awal 94an, hari hari dihiasi dengan hujan. Pun pula siang itu. Ruangan saya penuh sesak, oleh kawan - kawan reporter Radio Ganesha yang sedang menggerjakan script berita, hasil liputan sejak pagi. Saya sendiri baru datang dari lapangan. Sebuah amplop berwarna coklat, paket kiriman berisi kaset, telah berada di meja kerja saya. Tertera ditujukan kepada saya, saya balik dan di bagian belakangnya tercantum nama sang pengirim. Rudi Suherman/ WHIZZKID.


Tak sabar, segera saya buka dan mengambil isinya. Ternyata kaset WHIZZKID, album perdana.

Selembar surat pengantar, sekaligus tanda terima untuk selanjuttnya nanti kembali dikirimkan kepada pengirim, terdapat di bagian bawahnya. Surat pengantar ini ditujukan untuk Music Director (MD). Memang demikianlah kewajarannya. Di studio radio siaran, lazimnya memang urusan materi musik, berikut urusan kiriman kaset, CD dan lainnya adalah tanggung jawab MD.

Jadi teringat, beberapa bulan sebelumnya saat bertemu Whizzkid di Surabaya, saya menyerahkan kartu nama. Maka alamat di luar yang dicantumkan adalah nama saya.

Tidak sabar, segera sayapun memutar kaset bertajuk WHIZZKID Gadis Kecil. Keseluruhan terdapat sepuluh lagu. Side A : Gadis Kecil, Lepaskanlah, Baju, So Hard, (Empat) Tahun. Side B : Kartu Mati, Aku Ingin, Jagoan, Mesin Rock N Roll, Jalan Panjang.


Satu persatu saya mencermati lagu dalam kaset mereka ini. Dari sampulnya saya perhatikan dengan teliti. Senang rasanya, album perdana Whizzkid akhirnya diluncurkan juga ke pasaran. Sorenya saya sampaikan kepada MD di bagian diskotik, untuk bisa di onair kan. Sekaligus dijadwalkan untuk mata acara yang memajang lagu Indonesia terbaru. Seminggu berikutnya, dalam acara Ganesha Suka – Suka, Ganesha Terpilih, lagu Gadis Kecil, Lepaskanlah dan Aku Ingin, telah banyak yang menggemari, bahkan sering di request Balad (pendengar) Ganesha.


Dua minggu berlalu, lagu lagu Whizzkid mulai masuk 10 besar jajaran lagu baru pilihan pendengar dalam Ganesha Terpilih. Melalui Koh Bendy, sang produser eksekutifnya saya dapatkan sebuah kepastian bahwa Whizzkid tidak bisa promo tour dan mengadakan serangkaian wawancara ke radio radio di Bandung. Pupus sudah harapan saya untuk bisa ketemu langsung untuk kedua kali dengan Whizzkid.


Sebenarnya, kami di radio Ganehsa Bandung, ingin sekali dapat menghadirkan Whizzkid untuk langsung bisa wawancara, sekaligus jumpa fans. Tapi memang itulah yang terjadi, Whizzkid tak dijadwalkan ke Bandung.

Kontak person terakhir saya lakukan sekitar bulan Mei 1994, dan memang menurut Koh Bendy, serta Mas Rudi Suherman Whizzkid banyak melakukan promo tour ke luar Jawa. Di jadwalkan untuk kota kota di pulau jawa setelah bulan Agustus.


TIGA

Sebuah SK (Surat Keputusan) baru saja saya terima. Selembar surat itu berisi sebuah keputusan sekaligus memerintahkan, agar saya menempati pos baru sebagai Station Manager, sebuah radio di Tegal Jawa Tengah. Tak terbayangkan sebelumnya, dalam perjalanan hidup dan karier saya, harus mengangkasa di Tegal.


Radio itu bernama Suara Tegalagung Raya, diudara dengan sebutan RADIO STAR TEGAL. Bersama team dari bandung dan calon crew yang hanya beberapa gelintir saja, sejak Juli 1994 Radio Star mulai mengudara. Mulai dari siaran percobaan beberapa jam per-hari hingga seharian penuh, dan akhirnya bisa total ON AIR selama 18 jam (mulai 05.00 – 00.00WIB).

Awal Agustus 1994, Radio SANANTA FM Tegal mulai mengekspose, promo tour Whizzkid. Disebutkan, mereka akan manggung setelah agustusan di Tegal. Yang saya rasakan adalah senang berbaur dengan kaget. Senang, memungkinkan saya untuk dapat menikmati aksi panggung Whizzkid nantinya. Kaget, kok yang dipilih sebagai radio partner nya bukan radio yang sedang saya tangani.


Ternyata, memang pemilihan radio partner untuk show dan promo tour Whizzkid di Jawa Tengah telah direncanakan jauh hari, bahkan sejak beberapa bulan lalu. Masuk akal, jika radio Star tidak dijadikan radio partner, mengingat waktu itu memang belum mengudara, bahkan belum mengudara.


Seorang kawan, dari radio BSP FM Pekalongan, akhirnya menginformasikan sebelum Whizzkid manggung di Tegal, akan manggung dulu di Kota Batik. Dari padanya saya dapatkan kepastian, Whizzkid akan manggung pada hari Sabtu di Tegal. Saya adakan kontak via telephone dengan mas Rudi Suherman, yang menyertai Whizzkid selama promo tour di Jateng. Lega, saat nanti di Tegal saya dijanjikan mas Rudi dapat bertemu langsung dengan Whizzkid, sebelum manggung dan bahkan saat mengadakan wawancara di radio Sananta FM.


Sabtu sore, saat yang saya nantikan tiba. Saya langsung meluncur ke sebuah hotel di Kota Tegal. Sebuah pertemuan yang sangat mengharukan bagi saya terjadi. Itu yang saya rasakan. Berjabat tangan dengan Hengky, Aconk, Dayat, Jaya, dan Agyl. Tentu juga sebuah pertemuan kali pertama secara langsung dengan mas Rudi Suherman, yang kala itu menjadi pendamping Whizzkid.


Sore itu, mereka akhirnya melakukan wawancara di radio Sananta FM. saya ikut pula dalam rombongan mereka. Dalam wawancara itu, Hengky yang didaulat menjadi juru bicara utamanya, menyebut, dalam show mereka di Tegal, akan tampil All Out dan Total. Yang tak kalah menariknya, adalah pernyataan dari dua personil Whizzkid, yang menyebut bahwa kota Tegal, adalah menjadi bagian dari masa lalu mereka. Ternyata Achonk dan adiknya (Dayat) menghabiskan masa kecilnya hingga SMP di Kota Tegal.


Bus rombongan Whizzkid yang saya tumpangi, akhirnya meluncur juga meninggalkan hotel. Dua motor besar pengawalan dari satuan lalu lintas Polresta Tegal berada di depan rombongan kami. Selama perjalanan menuju GOR Wisanggeni, dapat saya lihat sendiri sepanjang jalan yang kami lalui banyak anak muda yang berduyun – duyun menuju tempat manggungnya Whizzkid.


GOR Wisanggeni Tegal, telah penuh sesak oleh penonton. Di halaman, di berbagai sudut dan tempat, bahkan di sekitar GOR. Ribuan orang telah berada disana, menantikan kehadiran Whizzkid. Sepeda motor, sepeda bahkan mobil bak terbuka banyak yang telah diparkir di beberapa tempat di sekeliling GOR. Padat!.


Beberapa band lokal Tegal, sebagai pembuka dan pengisi acara telah tampil sebelum tampilan utama yang akan disuguhkan oleh Whizzkid. Whizzkid dan rombongan, akhirnya memasuki ruangan khusus di bagian belakang GOR Wisanggeni. Terlihat mereka begitu semangatnya, melihat antusiasme public Tegal yang besar.


Seorang pembawa acara, menyebutkan bahwa band inti yaitu Whizzkid telah hadir, penonton diharap bersabar. Sesaat lagi mereka akan manggung. Terdengar riuh rendahnya suara, berbaur dengan tepuk tangan dan aneka teriakan. Sayup sayup di belakang panggung, saya mendengar teriakan serempak yang memenuhi gedung. Whizzkid…whizzkid….whizzkid…whizzkid..!!


Satu persatu, akhirnya personil Whizzkid naik ke panggung. Hengky Supit sang vokalis langsung menggapai michropone. Dengan ramah dan semangatnya menyapa audience. “Halo Tegal...apa khabar……….Selamat berjumpa dengajn kami Whizzkid. Senang bisa menyapa orang muda kota Tegal….”. Begitulah pembuka dari Whizzkid. Sesaat setelah salam sapa Hengky, musik pun mulai menggema, Rumah Api dipilih sebagai lagu pertama mereka. Dan applause pun menggema, sungguh laur biasa.


Begitu lagu pertama usai, Hengky kembali menyapa public,” Kenal lagu ini? Yang hafal liriknya, nanti kita nyanyi bareng bareng ya…”. Berbarengan dengan itu, terdengar suara petikan gitar, yang sudah tak asing lagi, lagu Percayalah…


…uuuuu…oooaaahhhhh…eee

Ungkapan isi hatiku

hilangkan segala resah

Yang terkandung dalam dada selama ini

oouuuuuu..yeyeyeyyeeeeeaaaah…

Tanpa restu menyertai

Kutakkan pernah peduli

Gelora api cintaku

Kian membara…

Oaaaaaahhhhhhhh aaaa

Percayah oh kasih…

Kita kan selalu bersama

Saling bina saling jaga

cinta kita jangan kau nodai..

ooouuuuuaaaahhhhhh….

Sejak dari pertama Hengky melantunkan lagu Percayalah, ribuan penonton mengikutinya, mereka melarut menyanyikan bersama sama lagu itu. Bahkan sampai akhir. Sesakli Hengky, menyodorkan microphne yang dipegangnya kepada penonton.


Usai sudah lagu kedua. Hengky Supit, berlari di pangung, kesana kemari mendekat kea rah penonton. Lalu ia pun mengenalkan satu persatu – personel Whizzkid. Sesaat setelahnya berlanjut dengan menampikan lagu lagu yang terdapat dalam album Gadis Kecil.


Lebih dari 10 lagu mereka nyanyikan. Hengky terlihat sudah mulai kelelahan. Suaranya pada nada nada tinggi, sudah mulai tidak terkejar. Masuk akal, karena sudah lebih 3 tempat mereka manggung beruntun, Solo, Pekalongan. Beruntung ada backing vocal yang mampu memolesnya pada nada nada tinggi tersebut. Terselamatkan Whizzkid. Dan jujur, penampilan mereka begitu memukau.


Usai manggung, rombongan kembali ke hotel. Sepanjang perjalanan dari GOR menuju ke hotel, saya sampaikan selamat atas penampilan mereka yang begitu mempesona public Tegal. Sebuah ungkapan akhir saya kepada mereka, “ Jangan lupa, besok pagi saya tunggu di studio”, mas Rudi Suherman dan mereka (Whizzkid) menganggukkan kepala, tanda menyetujui.


EMPAT

Minggu pagi, kawan kawan crew radio Star telah kumpul di studio, meski hari itu adalah hari libur. Sebuah brief ringan saya sampaikan, bahwa pagi ini sekitar jam 10an Whizzkid akan datang ke studio, untuk jumpa fans sekaligus wawancara.


Jam 7 pagi itu, kawan penyiar Dede yang telah onair sejak jam 5 pagi juga menyampaikan dalam siarannya, “ Bala Star, buat kamu yang minggu pagi hingga siang ini tidak ada acara kemana – mana, mending datang aja ke studio Radio Star. Siang ini Whizzkid akan hadir ke radio Star. Oke, datang aja, kamu nanti bisa langsung ketemu sama mereka ”.


Pengumuman atau adlibbing mengenai hadirnya Whizzkid di Star ini juga terus disiarkan hingga jelang kedatangan mereka. Termasuk juga lagu lagu mereka, jelang jam 10 itu, banyak yang me-request, serta melalui telephone, pendengar bisa menyampaikan pendapatnya mengenai Whizzkid.


Jam 10 pagi lewat lima menit, bus rombongan Whizzkid sampai di studio radio Star. Lokasi Radio Star, sekitar 7 kilometer timur pusat kota Tegal. Studionya, berada di kawasan Tegal Resort dan Tourism. Hotel & Restaurant Taguya adalah unit usaha lainnya, selain radio Star dan SUPER FM, yang dimiliki oleh Hajjah Yulies seorang pengusaha pribumi.


Memasuki studio radio Star, satu persatu crew saya perkenalkan kepada mereka. Sebelum masuk ruang siaran, mereka transit dulu diruang kerja saya. Sementara suasana di ruang tamu, halaman, hingga di lantai 2 dekat ruang siaran telah dipenuhi oleh penggemar Whizzkid yang juga pendengar radio Star.


Dalam obrolan singkat itu, saya sampaikan mengenai wawancara ONAIR yang akan saya pandu. Sekaligus saya sampaikan agar nanti mereka mau menyanyikan satu lagu, meski hanya menggunakan gitar bolong. Mereka menyepakati.


Jam setengah sebelas siang, mereka masuk ruang siaran. Empat orang berada di depan saya, sedang Hengky, berada di ruang operator tepat disamping saya. ruang siaran 1 dan 2 yang memang tidak begitu besar, menjadi penuh sesak dengan ke lima personil Whizzkid, plus saya sebagai pewawancara, merangkap operator.


Sekira jam dua belasan siang, wawancara usai. Mereka malahan sempat nyanyi unplugged 3 lagu sekaligus. Percayalah, Gadis Kecil, serta Aku ingin. Diluar ruang siaran, juga disekitar studio sekitar seratusan penggemar telah menanti mereka. Kilatan lampu blitz kamera, silih berganti menyala dari berbagai sudut. Mereka melayani dengan baikd an ramah, kepada penggemar yang ingin foto bersama. Ada diantara mereka yang membawa kaset Wizzkid, untuk dimintakan tanda tangan personilnya. Ada pula seorang cowok abg, yang minta ditandatangani di bagian belakang t-shirt yang sedang dikenakannya. Sungguh ramai suasana siang itu.


Sekitar jam setengah dua siang, rombongan whizzkid meninggalkan studio, setelah sebelumnya makan siang bersama crew radio star di restaurant Taguya. Di dalam bus sebelum mereka meninggalkan studio, saya menjabar tangan mereka satu persatu seraya mengatakan, “ Terimakasih, telah memenuhi undangan kami untuk hadir. Saya akan tetap menunggu karya Whizzkid yang lainnya. Dan semoga Whizzkid akan tetap mewarnai blantika musik Indonesia”.

(bersambung)